Menggunakan
kata yang mengalami perubahan makna
Terdapat
penggunaan kata perempuan dan laki-laki. Kata perempuan dan laki-laki sering
diganti dengan kata wanita dan pria. Hal ini dikarenakan kata wanita dan pria
dianggap lebih tinggi nilai rasanya.
Kata-
kata tersebut dikatakan mengalami perubahan makna. Kata perempuan mengalami
perubahan makna peyorasi, yaitu arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai
rasanya daripada arti yang lama. Kata perempuan dulu tidak mengandung nilai
rasa yang kurang baik, tetapi, sekarang nilai rasanya sudah merosot.
Perubahan
makna yang dialami kata-kata dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa
faktor. Oleh karena penyebabnya bermacam-macam, maka jenis perubahan maknanya
juga bermacam-macam. Berikut akan dijelaskan faktor penyebab dan jenis
perubahan makna untuk menambah pengetahuan kebahasaan anda:
1.
Faktor
penyebab perubahan makna.
Chaer (1990)
menyebutkan perubahan makna kata disebabkan oleh berbagai faktor.
a. Perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Misalnya, kata sastra dari makna ‘tulisan’
menjadi ‘karya imajinatif’
b. Perkekmbangan
sosial dan budaya, misalnya saudara berarti ‘ seperut/satu kandungan’ menjadi
‘siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama.
c. Perbedaan
bidang pemakaian, misalnya kata menggarap berasal dari bidang pertanian kini
juga dalam bidang lain yang berarti ‘mengerjakan’.
d. Adanya
asosiasi, misalnya kata amplop yang berarti ‘ tempat surat’ juga berarti
sogokan
e. Adanya
pertukaran tanggapan indera, misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap
dengan alat indra perasa atau lidah bertukar menjadi ditanggap dengan indra
pendengar
f. Perbedaan
tanggapan: adanya nilai rasa kasar dan adanya nilai rasa halus (ameliorasi dan
peyorasi )
g. Adanya
penyingkatan, seperti dokter menjai dok. Dan bukti pelanggaran menjadi tilang
h. Proses
gramatikal (semua proses gramatikal telah mengalami perubahan makna
i.
Adanya pengembangan istilah, misalnya
kata papan yang berarti ‘lempengan kayu tipis’ ini menjadi istilah untuk
‘perumahan’.
Slamet
Muljana (1964) menyebutkan perubahan makna di sebabkan oleh faktor-faktor
berikut:
a. Perbedaan
lingkungan, misalnya kata menggembleng dalam lingkungan pandai besi berarti
‘menempah, sedangkan pada lingkungan umum diberi arti ‘memasukkan semangat’.
b. Asosiasi,
misalnya kata catut ‘alat untuk menyabut paku’, kata itu berarti pula ‘menarik
keuntungan’.
c. Tanggapan
pemakaian bahasa karena adanya nilai rasa kasar dan nilai rasa halus
(ameliorasi dan peyorasi)
2.
Jenis
Perubahan Makna Kata
Perubahan
makna kata yang dimaksud meliputi: perluasan arti, penyempitan arti, perubahan
total, penghalusan, pengasaran (chaer, 1990:145-150) menurut keraf tahun 1988 :
97-99, perubahan makna meliputi: perluasan arti, penyempitan arti,ameliorasi,
peyorasi, metafora, dan metonimia
a. Perluasan
Arti
Perubahan makna pada sebuah kata yang
dahulunya mengandung satu makna khusus, tetapi kemudian meluas. Misalnya, kata
saudara yang dulunya separut/satu kandung, tetapi kini berkembang menjadi 1)
siapa saja yang bertalian darah, 2) dipakai untuk menyebut siapa saja yang dianggap
sederajat
b. Penympitan
Arti
Perubahan makna pada sebuah kata di mana
makna yang lama lebih luas daripada makna yang baru. Misalnya, kata sarjana
dulu dipakai untuk menyebut semua orang cendikiawan, sekarang dipakai untuk
gelar pendidikan.
c. Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna di mana
arti yang baru dirasakan lebihtinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti
yang lama. Misalnya, kata wanita dirasakan lebih tinggi daripada kata
perempuan.
d. Peyorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti
yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama.
Misalnya, kata bini dianggap tinggi nilainya pada zaman lampau,sekarang
dirasakan sebagai kata yang kasar: perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa
yang kurang baik tetapi sekarang nilainya dirasakan sudah merosot.
e. Sinestesia
Perubahan makna kata, akibat penukaran
tanggapan indra. Misalnya, kata manis untuk indra pencecap (lidah) bertukar
dengan indra penglihatan (mata) contoh: gadis itu manis sekali
f. Asosiasi
Perubahan makna kata karena ditautkan
dengan hal-hal lain yang memiliki kesamaan sifat misalnya, kata amplop yang
berarti ‘alat untuk menyampul surat’ tetapi bisa juga dipakai untuk ‘membungkus
uang sogok’
g. Perubahan
Total
Perubahan makna secara total dari makna asalnya.
Misalnya, kata ceramah yang dulunya bererti cerewet, tetapi sekarang kata itu
berarti ‘pidato’ atau ‘ uraian’
DAFTAR PUSTAKA
Tukan, P. 2006 Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudhis Tira.
DAFTAR PUSTAKA
Tukan, P. 2006 Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudhis Tira.