Jumat, 07 Juni 2013

Faktor penyebab perubahan makna dan jenis perubahan makna kata di SMA


Menggunakan kata yang mengalami perubahan makna

Terdapat penggunaan kata perempuan dan laki-laki. Kata perempuan dan laki-laki sering diganti dengan kata wanita dan pria. Hal ini dikarenakan kata wanita dan pria dianggap lebih tinggi nilai rasanya.
Kata- kata tersebut dikatakan mengalami perubahan makna. Kata perempuan mengalami perubahan makna peyorasi, yaitu arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama. Kata perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa yang kurang baik, tetapi, sekarang nilai rasanya sudah merosot.
Perubahan makna yang dialami kata-kata dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena penyebabnya bermacam-macam, maka jenis perubahan maknanya juga bermacam-macam. Berikut akan dijelaskan faktor penyebab dan jenis perubahan makna untuk menambah pengetahuan kebahasaan anda:
1.      Faktor penyebab perubahan makna.
Chaer (1990) menyebutkan perubahan makna kata disebabkan oleh berbagai faktor.
a.       Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Misalnya, kata sastra dari makna ‘tulisan’ menjadi ‘karya imajinatif’
b.      Perkekmbangan sosial dan budaya, misalnya saudara berarti ‘ seperut/satu kandungan’ menjadi ‘siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama.
c.       Perbedaan bidang pemakaian, misalnya kata menggarap berasal dari bidang pertanian kini juga dalam bidang lain yang berarti ‘mengerjakan’.
d.      Adanya asosiasi, misalnya kata amplop yang berarti ‘ tempat surat’ juga berarti sogokan
e.       Adanya pertukaran tanggapan indera, misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap dengan alat indra perasa atau lidah bertukar menjadi ditanggap dengan indra pendengar
f.       Perbedaan tanggapan: adanya nilai rasa kasar dan adanya nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi )
g.      Adanya penyingkatan, seperti dokter menjai dok. Dan bukti pelanggaran menjadi tilang
h.      Proses gramatikal (semua proses gramatikal telah mengalami perubahan makna
i.        Adanya pengembangan istilah, misalnya kata papan yang berarti ‘lempengan kayu tipis’ ini menjadi istilah untuk ‘perumahan’.
Slamet Muljana (1964) menyebutkan perubahan makna di sebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a.       Perbedaan lingkungan, misalnya kata menggembleng dalam lingkungan pandai besi berarti ‘menempah, sedangkan pada lingkungan umum diberi arti ‘memasukkan semangat’.
b.      Asosiasi, misalnya kata catut ‘alat untuk menyabut paku’, kata itu berarti pula ‘menarik keuntungan’.
c.       Tanggapan pemakaian bahasa karena adanya nilai rasa kasar dan nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi)
2.      Jenis Perubahan Makna Kata
Perubahan makna kata yang dimaksud meliputi: perluasan arti, penyempitan arti, perubahan total, penghalusan, pengasaran (chaer, 1990:145-150) menurut keraf tahun 1988 : 97-99, perubahan makna meliputi: perluasan arti, penyempitan arti,ameliorasi, peyorasi, metafora, dan metonimia
a.       Perluasan Arti
Perubahan makna pada sebuah kata yang dahulunya mengandung satu makna khusus, tetapi kemudian meluas. Misalnya, kata saudara yang dulunya separut/satu kandung, tetapi kini berkembang menjadi 1) siapa saja yang bertalian darah, 2) dipakai untuk menyebut siapa saja yang dianggap sederajat
b.      Penympitan Arti
Perubahan makna pada sebuah kata di mana makna yang lama lebih luas daripada makna yang baru. Misalnya, kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut semua orang cendikiawan, sekarang dipakai untuk gelar pendidikan.
c.       Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna di mana arti yang baru dirasakan lebihtinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti yang lama. Misalnya, kata wanita dirasakan lebih tinggi daripada kata perempuan.
d.      Peyorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama. Misalnya, kata bini dianggap tinggi nilainya pada zaman lampau,sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar: perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa yang kurang baik tetapi sekarang nilainya dirasakan sudah merosot.
e.       Sinestesia
Perubahan makna kata, akibat penukaran tanggapan indra. Misalnya, kata manis untuk indra pencecap (lidah) bertukar dengan indra penglihatan (mata) contoh: gadis itu manis sekali
f.       Asosiasi
Perubahan makna kata karena ditautkan dengan hal-hal lain yang memiliki kesamaan sifat misalnya, kata amplop yang berarti ‘alat untuk menyampul surat’ tetapi bisa juga dipakai untuk ‘membungkus uang sogok’
g.      Perubahan Total
Perubahan makna secara total dari makna asalnya. Misalnya, kata ceramah yang dulunya bererti cerewet, tetapi sekarang kata itu berarti ‘pidato’ atau ‘ uraian’ 


DAFTAR PUSTAKA

Tukan, P. 2006 Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudhis Tira.

1 komentar: