Jumat, 07 Juni 2013

Faktor penyebab perubahan makna dan jenis perubahan makna kata di SMA


Menggunakan kata yang mengalami perubahan makna

Terdapat penggunaan kata perempuan dan laki-laki. Kata perempuan dan laki-laki sering diganti dengan kata wanita dan pria. Hal ini dikarenakan kata wanita dan pria dianggap lebih tinggi nilai rasanya.
Kata- kata tersebut dikatakan mengalami perubahan makna. Kata perempuan mengalami perubahan makna peyorasi, yaitu arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama. Kata perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa yang kurang baik, tetapi, sekarang nilai rasanya sudah merosot.
Perubahan makna yang dialami kata-kata dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena penyebabnya bermacam-macam, maka jenis perubahan maknanya juga bermacam-macam. Berikut akan dijelaskan faktor penyebab dan jenis perubahan makna untuk menambah pengetahuan kebahasaan anda:
1.      Faktor penyebab perubahan makna.
Chaer (1990) menyebutkan perubahan makna kata disebabkan oleh berbagai faktor.
a.       Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Misalnya, kata sastra dari makna ‘tulisan’ menjadi ‘karya imajinatif’
b.      Perkekmbangan sosial dan budaya, misalnya saudara berarti ‘ seperut/satu kandungan’ menjadi ‘siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial yang sama.
c.       Perbedaan bidang pemakaian, misalnya kata menggarap berasal dari bidang pertanian kini juga dalam bidang lain yang berarti ‘mengerjakan’.
d.      Adanya asosiasi, misalnya kata amplop yang berarti ‘ tempat surat’ juga berarti sogokan
e.       Adanya pertukaran tanggapan indera, misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap dengan alat indra perasa atau lidah bertukar menjadi ditanggap dengan indra pendengar
f.       Perbedaan tanggapan: adanya nilai rasa kasar dan adanya nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi )
g.      Adanya penyingkatan, seperti dokter menjai dok. Dan bukti pelanggaran menjadi tilang
h.      Proses gramatikal (semua proses gramatikal telah mengalami perubahan makna
i.        Adanya pengembangan istilah, misalnya kata papan yang berarti ‘lempengan kayu tipis’ ini menjadi istilah untuk ‘perumahan’.
Slamet Muljana (1964) menyebutkan perubahan makna di sebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a.       Perbedaan lingkungan, misalnya kata menggembleng dalam lingkungan pandai besi berarti ‘menempah, sedangkan pada lingkungan umum diberi arti ‘memasukkan semangat’.
b.      Asosiasi, misalnya kata catut ‘alat untuk menyabut paku’, kata itu berarti pula ‘menarik keuntungan’.
c.       Tanggapan pemakaian bahasa karena adanya nilai rasa kasar dan nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi)
2.      Jenis Perubahan Makna Kata
Perubahan makna kata yang dimaksud meliputi: perluasan arti, penyempitan arti, perubahan total, penghalusan, pengasaran (chaer, 1990:145-150) menurut keraf tahun 1988 : 97-99, perubahan makna meliputi: perluasan arti, penyempitan arti,ameliorasi, peyorasi, metafora, dan metonimia
a.       Perluasan Arti
Perubahan makna pada sebuah kata yang dahulunya mengandung satu makna khusus, tetapi kemudian meluas. Misalnya, kata saudara yang dulunya separut/satu kandung, tetapi kini berkembang menjadi 1) siapa saja yang bertalian darah, 2) dipakai untuk menyebut siapa saja yang dianggap sederajat
b.      Penympitan Arti
Perubahan makna pada sebuah kata di mana makna yang lama lebih luas daripada makna yang baru. Misalnya, kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut semua orang cendikiawan, sekarang dipakai untuk gelar pendidikan.
c.       Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna di mana arti yang baru dirasakan lebihtinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti yang lama. Misalnya, kata wanita dirasakan lebih tinggi daripada kata perempuan.
d.      Peyorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih rendah nilai rasanya daripada arti yang lama. Misalnya, kata bini dianggap tinggi nilainya pada zaman lampau,sekarang dirasakan sebagai kata yang kasar: perempuan dulu tidak mengandung nilai rasa yang kurang baik tetapi sekarang nilainya dirasakan sudah merosot.
e.       Sinestesia
Perubahan makna kata, akibat penukaran tanggapan indra. Misalnya, kata manis untuk indra pencecap (lidah) bertukar dengan indra penglihatan (mata) contoh: gadis itu manis sekali
f.       Asosiasi
Perubahan makna kata karena ditautkan dengan hal-hal lain yang memiliki kesamaan sifat misalnya, kata amplop yang berarti ‘alat untuk menyampul surat’ tetapi bisa juga dipakai untuk ‘membungkus uang sogok’
g.      Perubahan Total
Perubahan makna secara total dari makna asalnya. Misalnya, kata ceramah yang dulunya bererti cerewet, tetapi sekarang kata itu berarti ‘pidato’ atau ‘ uraian’ 


DAFTAR PUSTAKA

Tukan, P. 2006 Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Yudhis Tira.

Selasa, 13 Desember 2011

materi- materi kuliah belajar dan pembelajaran


HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Kecerdasan yang di miliki oleh peserta didik sebagai berikut:
A.      Kecerdasan Ganda
Adalah kemampuan, keunikan, kelebihan yang dianugerahkan allah s.w.t. kepada umatnya. Kecerdasan ganda bisa dimiliki secara alamiah maupun dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru wajib mengetahui kecerdasan apa yang dimiliki oleh peserta didiknya, disebabkan karena peserta didik hanyalah manusia  biasa yang ingin di mengerti.
Kecerdasan ganda terdiri dari:
1.       Kecerdasan linguistic verbal, seperti ahli pidato dan berbicara, begitu juga sastrawan.
Kecerdasan lingustik verbal adalah seorang yang mampu menggerakkan otot kanannya. Contoh: orang yang aktif bertanya dan menjawab.
2.       Kecerdasan logika matematika
Memiliki ciri-ciri seperti, pendiam, penampilannya agak culun, suka menantang, acuh tak acuh, suka menyendiri.
3.       Kecerdasan kinestetika ( gerak)
Seperti, penari. Ciri-cirinya jarinya agak lentik dan orangnya agak manja.
4.       Kecerdasan musical
Seperti, penyanyi , musisi.  cirri-cirinya suka menyendiri.
5.       Kecerdasan visual
Seperti, pelukis, cirri-cirinya: tajam matanya.

Ciri-ciri belajar:
1.       Secara sadar
2.       Berkesinambungan
3.       Berfungsi/ bermakna
4.       Positif
5.       Aktif
6.       Tahan lama
7.       Terarah
8.       Keseluruhan.




 KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS


A.      HAKEKAT PENGELOLAAN KELAS.
Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan ke dalam 3 pengertian, yaitu:
v  Pendekatan otoriter (autorityapproach) adalah: kegiatan pendidik untuk mengontrol tingkah laku siswa, pendidik berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.
v  Pendekatan permisif ( permissive approach)adalah: upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan, dan fungsi pendidik adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas.
v  Pendekatan modifikasi tingkah laku adalah: pendekatan yang didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki  perilaku negative yang dilakukan oleh siswa.

B.      KOMPONEN-KOMPONEN  PENGELOLAAN KELAS.
Untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka unsure-unsur pengelolaan meliputi 2 tindakan, yaitu:
1.       Model tindakan
a)      Preventif, yaitu upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
Seperti:
1)      Tangkap/ peka, yaitu kemampuan pendidik merespon terhadap perilaku atau aktivitas yang dianggap akan menganggu pembelajaran.
2)      Perhatian, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
b)      Refresif, kemampuan guru untuk mengatasi, mencari dan menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran.
c)       Modifikasi tingkah laku, adalah bahwa tingkah laku dapat diamati, pada pengelolaan kelompok , yaitu: untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikut srtakan berbagai komponen atau unsure yang terkait, diagnosis, yaitu suatuketerampilan untuk mencari  unsure-unsur yang akan jadi penyebab gangguan maupun unsure-usur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran.





2.       PERAN GURU
Peran guru dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
b.      Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib kelas.
c.       Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri daalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI DARI PENGELOLAAN KELAS
A.      Campur tangan yang berlebihan
B.      Kesenyapan
C.      Ketidak tepatan
D.      Penyimpangan
E.       Bertele-tele



PENDEKATAN PEMBELAJARAN
               
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai kemampuan, kemahiran, dan keterampilan pendidik mengorganisasi peserta didik( pd) agar belajar. Dapat juga diatrikan sebagai keterampilan pendidik mengolah pesan (bahan ajar) yang diperoleh dari berbagai sumber seprti buku teks, kehidupan, pengalaman, internet dan lain-lain.
Pendekatan pembelajaran diartikan juga sebagai  titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya sesuatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cangkupan teoritis tertentu
Terdapat 2 jenis pendekatan pembelajaran yaitu:
1.       Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
2.       Pendekatan pembelajaran yang  berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Menurut Newman dan Logan, mengemukakan 4 unsur strategi dari setiap usaha yaitu:
1.       Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kulifikasi hasil (out put) dan sasaran ( target) yang harus di capai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.       Mempertimbangkan dan memilihh jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.       Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah ( steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.       Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur ( criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Pembelajaran secara individual bertujuan: memberikan kesempatan dan kelelasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri, mengembangkan kemampuan, bakat, minat, tiap individu peserta didik secara optimal.




Kedudukan pserta didik dalam pengajarab secara individual adalah bersifat sentral sebab:
1.       Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri
2.       Keleluasaan mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar.
3.       Peserta didik bertanggung jawab atas perlakuannya
4.       Peserta didik menilai sendiri atas hasil belajar
5.       Pesrta didik bisa mengetahui kemampuan diri
6.       Peserta didik berkesempatan menyusun program belajar sendiri
Dalam mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi, E Mulyasa (2003) mengetengahkan 5 model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi yaitu:
1.       Pembelajaran kontekstual ( contextual teaching learning) atu disingkat dengan CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pem belajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menggabungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari
2.       Pembelajaran bermain peran ( role playing) adalah salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah  yang berkaitan dengan hubungan antar manusia (interpersonal relationship) terutama yang menyangkut kehidupwn pesertw didik.
3.       Pembelajarn partisipatif( participative teaching and learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
4.       Belajar tuntas ( mastery learning)  belajar tuntas berasumsi bahwa didalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari
5.       Pembelajaran dengan modul ( modular instruction) modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai satuan bahasan tertentu yang disusun secara sisematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru
6.       Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu( benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.





materi- materi kuliah

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  Belajar merupakan key term (istilah kunci) yang paling penting dalam pendidikan.Tanpa belajar, sesungguhnya tak pernah ada pendidikan .
   Belajar adalah proses ilmiah, karna belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Hasil belajar hanya bisa diamati jika seseorang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Karenanya, berdasarkan kemampuan yang ditampilkan dapat di tarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar.

    Menurut Moh Surya pada tahun 1997 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku yakni:
1.                 Perubahan yang disadari dan yang disengaja (intensional)
v  Perubahan perilaku yang disadari merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.
2.                Perubahan yang berkesinambungan (kontiniu)
v  Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keteramplan yang telah diproleh sebelumnya.
3.                Perubahan yang fungsional
v  Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4.                 Perubahan yang bersifat positif
v  Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normative dan menunjukkan kearah kemajuan
5.                  Perubahan yang bersifat aktif
v  Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan
6.                 Perubahan yang bertujuan dan terarah
v  Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin di capai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun janka panjang.
7.                  Perubahan yang bersifat permanen
v  Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cendrung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
8.                Perubahan perilaku secara keseluruhan
v  Perubahan perilaku belajar bukan hannya sekedar memperoleh pengetahuan semata tetapi termasuk memperoleh perubahan dalam sikap dan keterampilan

Menurut gagne (abin syamsudin makmun, 2003)
Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat terbentuk:
1.      Informasi verbal
2.       Kecakapan intelektual
3.        Strategi kognitif
4.        Sikap
5.        Kecakapan motorik

            Moh, surya (1997) mengemukakan hasil belajar akan tampak dalam:
1.       Kebiasaan
2.       Keterampilan
3.       Pengamatan
4.       Berfikir asosiatif
5.       Berfikir rasional dan kritis
6.      Sikap
7.      Inhibisi (menghindari hal yang mubazir)
8.      Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu)
9.      Perilaku afektif

           Menurut bloom perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi:
1.   kogniif
2.  afektif
3.  psikomotor

TEORI BELAJAR
1.   Teori belajar behaviorisme
ü  Adalah perubahan perilaku yang terjadi melalui proses stimulus dan respon bersifat mekanisme
2.  Teori belajar kognitivisme
ü  Adalah para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pegetahun yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses


3.    Teori belajar konstruktivisme
ü  Membangun ( to construct) pengetahuan itu sendiri ( bootzin, 1996), setelah dipahami, dicernakan dan merupakan perubahan dari dalam diri seseorang (form within).
Belajar :
·         Dari hati (pikiran)
·         Dari rambut ( seperti asalnya)
·         Leksikal: kosakata (kata / leksem)
·         Leksikon : otak/ menyimpan kata


1.  PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PARA AHLI:
A.    Moh Surya pada tahun 1997
*      Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.
B.     Ormrod pada tahun 1995
*      Belajar adalah perubahan perilaku dan mental yang relative permanen karena pengalaman.
C.     Witherington pada tahun 1952
*      Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
D.    Hilgard pada tahun 1962
*      Belajar adalah proses dimana suatu prilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
E.     Gage dan Berliner
*      Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.
F.      Klien ( learning principles and application, 1993)
*      Belajar adalah proses exsperensial (pengalaman) yang menghasilkan perubahan perilaku yang relative permanen dan yang tidak dapat dijelaskan dengan keadaan sementara kedewasaan, atau tendensi alamiah.



2.      PENGERTIAN PEMBELAJARAN MENURUT  PARA AHLI

A.    Gagne dan Briggs (1973)
·         Pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
B.     Degeng (1984)
·         Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa.
C.     Nikson (1992) hubungannya dengan pelajaran matematika.
·         Pembelajaran matematika adalah suatu upaya membantu siswa untuk mengkonstruksikan (membangun) konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali.
D.    Pengertian pembelajaran secara khusus:
·         Behavioristik: pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus)
·         Kognitif:  pembelajaran adalah cara guru memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami
·         Gestalf:  pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt ( pola bermakna).
·         Humanistik: pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono Max, 2000)

Dari uiraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran:
v  Merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

         Brue weil (1980) 3 prinsip penting dalam proses pembelajaran :
1.  Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa
2.     Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari (fisis social dan logika)
3.   Dalam proses pembelajara harus melibatkan peran ligkungan, siswa akan lebih baik mempelajari pengtahuan logika dan social melalui pergaulan dan hubungan social.

3.      CIRI-CIRI BELAJAR
1.      Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri.
2.      Belajar adalah penemuan diri sendiri.
3.      Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman.
4.      Belajar adlah proses kerjasama dan kolaborasi.
5.      Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran.
6.      Belajar adalah proses emosional dan intelektual.
7.      Belajar bersifat individual dan unik.

                  CIRI-CIRI PEMBELAJARAN:
1.  Mengaktifkan motivasi
2.  Memberitahukan tujuan belajar                                                                                                                      
MMerancang kegiatan dan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat terlibat secara aktif, terutama secara mental.
4.  Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang berfikir siswa (proviking question)
5.  Memberikan kemampuan terbatas kepada siswa tanpa memberikan jawaban final
6.  Menghargai hasil kerja siswa dan memberikan umpan balik
7.  Menyediakan aktivitas dan kondisi yang memungkinkan terjadinya konstruksi pengetahuan.
4.      TUJUAN BELAJAR
1.      Untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari pembelajaran
2.      Untuk membangun sikap yang positif terhadap sesuatu
3.      Untuk menentukan apakah suatu kegiatan belajar yang dilakukan berhasil atau tidak.

         Benyamin S Bloom menggolongkan tujuan belajar atas 3 ranah:
1.   Ranah Kognitif, berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahkan  masalah.
2.    Ranah Afektif, berkaitan dengan sikap, nilai-nilai dan minat apresiasi dan penyesuaian perasaan social.
3.    Ranah psikomotor, berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik.

    Tujuan pembelajaran:
1.      1. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan.
2.      2. Tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan.
3.      3 Tujuan pendukung adalah memberi tekanan pada spesifikasi isi bidang studi dan prilaku siswa.
4. Tujuan yang bersifat orientatif diklasifiksikan atas tiga tujuan yaitu:
1.                    Tujuan orientatif konseptual
         tujuan ini agar siswa memahami konsep-konsep penting yang tercangkup dalam suatu bidang studi                  serta kaitan –kaitan yang ada diantaranya.
2.                    Tujuan orientatif procedural
         Agar siswa belajar menampilkan prosedur atau seperangkat prosedur.
3.                   Tujuan orientatif teoritik
         Agar siswa memahami hubungan kausal penting yang tercangkup dalam satu bidang studi.